Ini Fakta-fakta Soal Percobaan Bom Bunuh Diri Gereja Medan

download

Mediatama – Percobaan bom bunuh diri di Gereja Katolik Santo Yosef, Medan yang dilakukan IAH (18) pada Minggu (28/8) dihentikan para jemaat. Meski belum sempat meledakan bom pipa yang disimpan pelaku di dalam tas ransel, namun pastor mengalami luka sayatan akibat sabetan benda tajam yang dilakukan pelaku.

Meski awalnya mengaku disuruh orang lain, namun dalam pengembangan penyelidikan diketahui jika IAH nekat melakukan aksinya karena terinspirasi teror di Prancis. Berikut adalah fakta-fakta tentang percobaan bom bunuh diri yang dilakukan remaja yang hingga saat ini masih dieriksa secara intensif oleh pihak kepolisian

1. Minggu (28/8) sekitar pukul 08.30 WIB, pelaku mengikuti kegiatan kebaktian gereja. Meski tak pernah terlihat dalam kegiatan gereja, para jemaat saat itu tidak menaruh curiga dengan pelaku. Jemaat mulai waspada saat pelaku melakukan kegiatan mencurigakan.

Salah seorang saksi mata memngatakan, pelaku yang mengenakan jaket dan membawa tas ransel ini sempat mengeluarkan kabel dari balik jaket yang dikenakanya. Setelah itu, terdengan suara letupan dan kepulan asap. Diduga, pelaku hendak meledakkan diri dengan bom namun tidak berhasil.

Sesaat kemudian, pelaku mengelurkan sebilah pisau dan langsung mengejar pastur. Meski kemudian diamankan para jemaat, pelaku sempat menyabetkan pisau ke arah pastur hingga melukai lengan kirinya. Pelaku pun diamankan jemaat dan sempat menjadi bulan-bulanan jemaat yang kesal.

2. Bukan hanya satu bom yang dibawa IAH, rupanya ada tiga bom pipa rakitan yang hendak digunakanya untuk menghancurkan gereja. Bom rakitan tersebut berwarna kuning gading dengan rangkaian kabel.

3. Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto menyatakan, tersangka mengaku nekat melakukan percobaan bom bunuh diri karena terinspirasi aksi teror bom di Prancis beberapa waktu lalu.

“Saat diinterogasi, tersangka mengatakan melihat daripada internet kejadian-kejadian di Prancis sehingga terinspirasi, ujarnya.

Dalam penggeledahan yang dilakukan di rumah tersangka, polisi menyita kabel, korek yang diambil pentulnya (ujung korek) dan beberapa buku pelajaran robotik.

4. Di mata tetangga, IAH (17) dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Salah seorang warga setempat bernama Siagian mengaku terkejut atas kejadian tersebut. Dia seperti tak menyangka hal itu terjadi.

“Dia anak paling kecil dari tiga bersaudara. Keluarganya tinggal di sini sudah sekitar dua puluh tahun,” ujarnya.

Sepengetahuan Siagian, IAH merupakan orang yang rajin melaksanakan salat. Namun, dia menyebut IAH adalah orang yang tertutup.

“Ya kalau dianya kurang bergaul. Dia ini anaknya tertutup. Kalau untuk ayahnya profesinya pengacara. Kalau ibunya PNS di puskesmas dekat sini. Kalau orang tuanya itu ya tegur sapa sama tetangga ya baik,” ungkapnya. (fer)

Bagikan:

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *