Presiden Jokowi Tertular Sidrom SBY

download

Mediatama – Peneliti senior LIPI Syamsudin Haris mengkhawatirkan Presiden Joko Widodo telah terkena “Syndrome SBY“. Hal ini terkait isu perombakan (resuffel) kabinet yang dianggap Syamsudin kerap timbul dan hilang.

 

“Yang saya khawatirkan adalah apabila Jokowi terjebak dalam situasi syndrome SBY. Pengambilan keputusan yang ditunda bolak balik,” kata Syamsuddin dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Sabtu (23/7).

 

Kerapnya isu perombakan tersebut, lanjut Syamsuddin, akan menimbulkan ketidakpastian publik yang tentunya juga berpengaruh pada kondisi ekonomi dan politik. Ia pun mengaku agak aneh jika putusan perombakan kabinet jilid dua kerap tertunda. Meskipun bisa saja ada banyak pertimbangan, misalnya karena ada banyak tekanan politik di sekitar Jokowi yang menyebabkan mantan Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu tak bisa segera mengambil keputusan.

 

Tekanan tersebut menurutnya bisa saja datang dari Ketua Umum PDI P Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Jusuf Kalla serta sejumlah parpol pendukung pemerintahan, termasuk parpol yang baru bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah seperti PAN dan Golkar, hingga tekanan dari relawan dan publik pun, kata Syamsudin, menjadi pertimbangan Jokowi dalam merombak kabinet.

“Tapi keputusan harus tetap diambil. Tidak ada alasannya bagi Pak Jokowi untuk menunda pengambilan keputusan perombakan kabinet jilid dua,” ujar Syamsuddin.

 

Menanggapi hal ini, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Didi Irawadi tak sependapat dengan pernyataan Syamsuddin soal “Syndrome SBY“. Menurut Didi, penundaan pengambilan keputusan perombakan kabinet yang terkesan lama saat Susilo bambang Yudhoyono menjabat presiden RI dikarenakan, SBY mencoba cermat dan melibatkan berbagai pihak agar pertimbangannya menjadi komprehensif dan dapat melakukan pemilihan yang tepat dalam merombak kabinet.

“Mengurus negara Indonesia saya kira tidak bisa main-main. Tidak bisa kita tergesa-gesa,” kata Didi. (fer)

Bagikan:

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *